Senin, 21 Maret 2011

How UN works & law point of view of religion

Salam....

Ahora es Lunes los veinte y uno en Marzo dos mill y once dan masih kepikiran obrolan - obrolan gua di hari Sabtu dan Minggu....

Seperti biasa, Si "sayah" punya misi dimana weekend itu adalah waktu dimana tidak ada rencana when i do what i wanna do and what i feel like to do in instant dan sabtu minggu kemaren adalah salah satunya. Weekend kemaren ga ada rencana waktu buat pulang... tapi ternyata Si Eneng  (lil sis. red) lulus dan sebagai kakak yang baik gua langsung pulang buat ngerayain (padahal kesal karena dia menepati janjinya buat lulu 3.5 tahun dan kesempatan dapet cicilan balik modal laptop HILANG!!!!!).

Tapi, tanpa mengesampingkan kebanggaan gua si Eneng bisa selamat dari "Bullying" kurikulum Indonesia, bukan kelulusan si Eneng yang mau dikedepankan dalam tulisan ini, tapi yang menarik adalah hasil obrolan dari kegiatan rutin gua kalo pulang ke Bandung (buat keributan di ngopdul bersama orang2 aneh which happens to be fun people called friends).

The scene crime for this conversation took place at Ngopdul Purnawarman (tempatnya itu di belakang gramedia jajaran seberangnya BEC recommended minus asep rokok). Obrolan selalu berawal dari saling menghina, saling menertawakan kesusahan masing masing dan saling benci dengan kesenangan yang didapat oleh yang lain (aliran Nikaism) which at the end we end up talking about how the UN works and the religious on indonesian's law point of view. Dari obrolan itu gua pribadi berkesimpulan sebagai berikut (dan gua gatel pengen share ini) :
  • Gua sependapat dengan info yang didapat dari Leni (mamahnya geng), bahwa saat ini memang ada yang namanya anggota dewan keamanan PBB. Like it or not and as inconvenient as it is mereka memang mendapat posisi itu didukung oleh peta kekuatan ekonomi mereka di dunia. Seperti organisasi manapun didunia ini, PBB sebagai organisasi membutuhkan biaya operasional untuk misi kemanusiaannya. Ada lebih dari 30 juta orang kelaparan didunia ini dan sistem perekonomian negara2 itu faktanya sampai sekarang masih menyokong supply pangan si FAO ke kantong2 kelaparan. Yes, indeed, their economic system is loosing their stability at the moment but so far their economic still influencing the economic system of half country in the world, yet the emerging economic countries such Brazil, India, even China or Rusia as an individual country, yang terkadang posisinya di dewan keamanan suka dianggap Pro Dunia masih berkembang dan blom bisa take over/ claim bahwa sistem mereka mampu support orang orang kelaparan ini bahkan mereka sendiri kadang jadi objeknya kelaparan.
  • Yang kedua adalah kita ngebahas gimana hukum indonesia melihat agama di Indonesia. Gua pribadi berkesimpulan bahwa yang disebut "berketuhanan" yang dijadikan prinsip dan identitas berbangsa di Indonesia (juga tercantum di Pancasila, UUD 45 alenia 4, dan pasal 29 ayat 1) sama artinya dengan memilih konsep ketuhanan antara 5 agama yang diakui oleh negara ( 6 kalo Kong Hu Cu, maaf kalosalah nulis, dianggap agama walaupun menurut gua itu sebenernya merupakan ajaran hidup). Jadi menurut gua di Indonesia ketika kita bicara ketuhanan akan secara otomatis bicara mengenai menganut agama, g ada yang namanya agnostic walaupun pada intinya agnostic masih percaya adanya Tuhan namun tidak mempercayai konsep agama.

Fiuh... gila deh bahasan gua agak berat yang ini!!! malahan gua g tau apa ini bisa dimengerti atau nggak... tapi yang jelas otak gua udah plong lah walopun untuk nulis yang ini watt nya agak gede huahahahahaha...Feel free to drop something bro and sis..

Salam

    4 komentar:

    1. karena komen gw yg kemarin ga ke post, jd gw tulis disini yah..

      http://ranggasudisman.wordpress.com/2011/03/24/terpancing/

      BalasHapus
    2. hm
      berat berat euyy..
      hm, gw ga bakal komen untuk poin yg pertama sih, karna menurut gw sistem ekonomi di dunia itu (plus politik juga sih) dibuat dengan sangat kompleks namun tujuannya jelas: mendapatkan keuntungan besar bagi sekelompok orang tertentu. Jadi, organisasi apapun, lembaga apapun, memberi bantuan atau tidak, menurut gw sih itu cuma kemasan doank, biar terlihat cantik dan manusiawi.
      *eh gw komen juga ya ujung2nya hehehe*

      yang kedua
      gw setuju dengan komen temen lo diatas, jar (halo, ranggasudirman, salam kenal)
      buat gw agama adalah pandangan hidup, dan agama dengan kitab suci, nabi dan rasul, tempat ibadah merupakan alat dari Allah untuk menyampaikan petunjuk2 Nya agar memperoleh hidup bahagia dunia akhirat. dan alat ini bisa macam2 bentuknya, tapi sekali lagi tujuannya satu.

      dah, selesai deh nyampah pagi2 ama lo nih.. hehehe

      BalasHapus
    3. woahhhh.. ternyata obrolan kita anda terima dengan baik sehingga bisa jadi bahan tulisan di blog anda.... terharu...hiks..huiks.. huekkk...

      kita tidak hanya saling menghina ternyata ya hehehehe....

      BalasHapus